Saturday, September 12, 2009

Harapanku tak akan berakhir, Seperti pelita moyangku yang terus menyala tanpa henti...

Saya teringat masa kecil di tahun 1990. Saya lari ketakutan melihat tongkang besar dan sangat panjang melintasi laut di depan rumah . Saya sangat bersukur saya dilahirkan di desa yang sangat terpencil di pesisir pantai selatan Manggarai Flores NTT. Kala itu kapal besar lewat di depan rumah .Itu pemandangan dan kejadian yang sangat langka. Kapal PELNI sering lewat tapi itupun jauh ditengah laut. Melihat kapal sebesar itu anak- anak sekampung tidak berani berdiri dipnggir pantai,semua takut dan penasaran jangan jangan itu kapal pencari kepala manusia.Perlu diketahui pada masa kecil saya,beredar berita di kalangan anak-anak tentang orang pencari kepala manusia.

Saya beranikan diri keluar dari persembunyian saya dan menghampiri bapak saya yang tengah berdiri dipinggir pantai melihat kapal itu dalam jarak yang cukup dekat.Kata bapak saya kapal itu membawa peralatan berat yang cukup banyak menuju pelabuhan Iteng yang dibangun dua bulan sebelumnya.Dermaga darurat yang dibangun merupakan pintu masuk bagi semua logistik untuk keperluan pengeboran di Ulumbu yang konon katanya untuk membangun reaktor listrik tanaga uap yang mampu memenuhi kebutuhan listrik di pulau flores.

"Dua tahun lagi kita akan mendapatkan listrik, Dua tahun lagi kita bisa nonoton tv tanpa harus memikul accu setiap hari,Dua tahun lagi kita akan menikmati kemerdekaan yang sesungguhnya...terbebas dari asap lampu minyak tanah..dan jalan di depan rumah akan terang terus" , kira kira itulah kata-kata penuh harapan yang terlontar dari mulut bapak saya kala itu.
Hari berganti hari, minggu berganti mingggu,bulan berganti bulan, tahun berganti tahun listrik tak kunjung muncul menerangi rumahku.Puluhan alat berat berkarat tak terawat,sang tuan hilang lenyap entah kemana.Harapan bapakku pupuslah sudah.Hingga muncul sebuah berita bahwa pembangun reaktor listrik tenaga uap tersebut dihentikan dan tidak dilanjutkan lagi.

Segala harapan dikubur dalam-dalam , kaus lampu sang burung hantu dikoleksi lagi."Kita tidak ditakdirkan untuk menikmati terangnya lampu neon",bapakku menggerutu.

16 tahun kemudian muncul sebuah berita disebuah harian Suara Karya tertanggal 23 september 2006, isinya sebagai berikut:...
POTENSI PANAS BUMI FLORES (3 - habis)
Ulumbu Menanti Janji Pemerintah


Sabtu, 23 September 2006
Ulumbu. Nama ini sudah cukup menggema sejak tahun 1990-an, ketika pertama kali dilakukan pengeboran untuk mengetahui potensi panas bumi di daerah selatan wilayah Kabupaten Manggarai tersebut. Pada massa itu Ulumbu menjadi incaran sejumlah investor. Namun sayang, janji investor untuk mengupayakan potensi alam itu setelah berkunjung ke lokasi tersebut hingga kini belum juga terwujud.
Potensi panas bumi di Ulumbu, Kecamatan Satar Mese, memang cukup besar, sekitar 60 megawatt (MW), yang diperkirakan bisa melayani kebutuhan listrik seluruh warga Flores. Ulumbu yang sempat terlupakan itu kembali diingat ketika PLN menghadapi sejumlah krisis yang menghantui perusahan milik negara itu.
Perjalanan menuju Ulumbu ternyata lebih sulit dibandingkan dengan perjalanan menuju Sokoria di Kabupaten Ende. Perjalanan sejauh 23 km dari Ruteng, ibu kota Kabupaten Manggarai, benar-benar menguras tenaga serta sempat membuat tim diam tepekur dan menahan napas.
Dari 23 km itu, 12 km termasuk rusak berat, sehingga kendaraan harus ekstrahati-hati kalau tidak ingin parkir lama di dasar jurang yang terjal.
Aspal sudah terbongkar semuanya, hanya tampak batu-batu yang harus dihindari sopir. Tetapi, syukurlah sopir bus memang sudah terbiasa melewati jalanan sulit seperti ini. "Masih lebih baik dari sekarang jika dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. Kalau sebelumnya jalan ke lokasi sumber panas bumi itu sangat sulit karena jalan tidak terpelihara dengan baik, kini sudah mulai diperhatikan pemerintah Kabupaten Manggarai," kata Camat Satar Mese, Drs Tepat Ignatius, kepada wartawan, di Ulumbu.
Sebelum ke Lokasi Ulumbu, Wakil Bupati Manggarai, Dr Deno Kamilus SH MH, terlebih dahulu melukiskan secara jujur kondisi riil Ulumbu, mulai dari jalan raya hingga kerinduan besar masyarakat Manggarai. Deno melukiskan, masyarakat setempat memang lama merindukan potensi yang ada di daerahnya itu dinikmati bersama. Pasalnya, sejak pengeboran tahun 1990 hingga 1996, potensi itu sudah diketahui. Masyarakat dijanjikan bakal segera menikmati listrik. Kegiatan awal pada saat itu menghabiskan dana sebesar 2 juta dolar AS untuk pengeboran 3 sumur dengan total energi listrik sebesar 14,5 MW. Dari tiga sumur yang mencapai kedalaman 1.000-1.200 m terkandung panas bumi 200-4.000 C.
Namun kemudian tahun 1997 hingga saat ini terhenti lantaran krisis ekonomi yang melanda bangsa ini. Kerinduan itu masih tetap menghuni nurani masyarakat setempat, dan mereka yakin suatu saat pasti kerinduan itu akan terobati. Tahun ini, perlahan namun pasti, pelaksanaan pekerjaan yang terhenti sejak lama ini akan mulai dilanjutkan. Untuk mendukung pelaksanaan kegiatan ini, pemerintah Kabupaten Manggarai sudah menunjukkan perhatiannya, antara lain mengucurkan dana demi peningkatan dan perbaikan jalan dari Ruteng ke Ulumbu.
General Manager PT PLN Wilayah NTT, Manerep Pasaribu, menyatakan, pekerjaan akan dilanjutkan tahun ini dan diperkirakan bisa selesai pada tahun 2008 kalau ada insvestor (swasta) yang ikut membantu kegiatan tersebut. Tetapi kalau kegiatan ini dilakukan dengan dana pinjaman luar negeri (loan), maka diperkirakan baru akan beroperasi pada tahun 2009 mendatang.
Deno Kamilus mengakui, ruas jalan Ruteng-Ulumbu merupakan jalan provinsi yang harus dibangun dengan dana APBD Provinsi NTT. "Namun kalau kucuran dana dari Provinsi masih lambat, Kabupaten Manggarai sudah siap membangunnya. Kita sudah siap membangun ruas jalan ini," kata Bupati Manggarai, Christian Rotok, kepada wartawan di Bandara Sacar Tasik. Pertemuan wartawan dengan Bupati hanya berlangsung 10 menit, karena Bupati baru tiba di Ruteng, bersamaan dengan berakhirnya kunjungan tim GE di Ruteng pada Kamis lalu. (Bonne Pukan)


Copy Right ©2000 Suara Karya Online

Berita ini membangkitkan kembali segala harapan yang telah terkubur.Rumah kami telah usang. lampu semprong terus menyala di antara deru generator dari rumah tetangga.Demam Generator terus mewabah, lampu pelita peninggalan moyangku terus menyala dan tak pernah mati meski sang pemilik telah tiada.

Tiga tahun berlalu Pelita moyangku tak pernah berlalu dan selalu haus meminta jatah minyak tanah yang terus malambung harganya.Dan berita itupun lenyap dihapus waktu, hingga muncul sebuah berita lagi sebagai berikut:

Senin, 2009 Juli 13

PLN Siap garap proyek PLTP di Ulumbu - NTT


PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) Persero siap mengerjakan proyek pembangkit listrik tanaga panas bumi (PLTP) Ulumbu berkapasitas 2x15 MW yang terletak di Manggarai , Nusa Tenggara Timur.

Menurut Komisaris Utama PT PLN Persero, Al Hilal Hamdi, kepada wartawan di Jakarta, Rabu pekan lalu, PLTP Ulumbu itu termasuk satu dari tiga proyek PLTP yang akan segera dikerjakan PLN.

"Sejauh ini ada 3 PLT panas bumi yang akan dikerjakan oleh PLN untuk program 10 ribu MW tahap II, yakni PLTP Ulumbu (2x15) di NTT, PLTP Toleho (2x15) di Ambon dan PLTP Tangkuban Perahu (110 MW) yang akan dikerjakan Indonesia Power," jelas Hamdi.

Menurut Hamdi, sekalipun PLN belum memiliki pengalaman dalam proyek hulu panas bumi, namun perseroan yakin pihaknya mampu mengerjakan proyek PLTP. Dalam proyek listrik 10 ribu MW tahap II, PLN bakal menggarap area panas bumi baik hulu maupun hilir.

Sebelumnya, Direktur Utama PLN Fahmi Mochtar mengatakan sekalipun PLN belum memiliki pengalaman dalam proyek hulu PLTP, namun PLN bisa memakai jasa konsultan untuk memulainya.

Untuk diketahui, saat ini PLN dan Pertamina, melalui anak usahanya, Pertamina Gheothermal Energi (PGE), masih terjadi silang pendapat soal usaha panas bumi yang masuk dalam proyek listrik 10 ribu MW tahap II.

PT Pertamina menganggap kalau PLN belum punya pengalaman untuk masuk dalam proyek hulu panas bumi, PLN tinggal mendapatkan listrik yang dihasilkan PGE lalu dialirkan ke pelanggan. Sementara PLN sendiri berpendapat kalau pihaknya masih mampu mengerjakan proyek hulu.

Kini masalah ini sedang ditangani pemerintah selaku penengah untuk mendapatkan pembagian proyek PLTP yang digarap PLN dan Pertamina.

Sumber: Wartaone.com
Penulis: Makaris Paru


Penghibur hati datang lagi. Meskipun itu hanya sebuah berita sangatlah berati untuk sebuah harapan yang tak berujung.
Oh...Berita kau datang di saat yang tepat.Oh...berita kau datang menjelang PILKADA....
Apakah engkau datang hanya untuk pergi dan belalu begitu saja tanpa meninggalkan kenangan??
Harapanku tak akan berakhir, Seperti pelita moyangku yang terus menyala tanpa henti...
Saya mengharapkan Tongkang itu melewati lautku lagi dan saya tidak akan takut lagi karna sang lampu neon akan ada besamaku....

No comments:

Post a Comment

LAGU INDO-BARAT

1. Bad Man