Monday, November 23, 2009

Gempa Guncang Sikka, 16 Warga tewas

MAUMERE, POS KUPANG.Com --Gempa bumi berkekuatan 7,5 skala Richter (SR), Sabtu (21/11/2009) pukul 09.45 Wita mengguncang Kabupaten Sikka.

Gempa terjadi karena patahan aktif di bagian utara Pulau Flores yang menimbulkan tsunami di pesisir Desa Nangahale, Kecamatan Talibura, Kabupaten Sikka. Akibatnya, 16 orang warga tewas dan ratusan lainnya luka-luka.

Saat terjadi gempa, air laut di pesisir pantai surut. Hal ini tidak membuat warga mendekat ke pantai untuk menyaksikan surutnya air laut. Warga memarikan diri ke bukit dan atau dataran tinggi, seperti di belakang Gedung SMA Negeri 1 Talibura.

Meski tsunami, tapi tidak banyak korban jiwa. Ini karena adanya kesadaran dan kerja sama masyarakat sekitar pantai untuk saling menolong menyelamatkan sesama saudara dan anak-anak.

Beberapa pemuda Nangahale yang berjuang menyelamatkan sesama warga sempat tertimpa bahan bangunan dan pepohonan yang roboh. Akibatnya, mereka mengalami luka-luka, dan mendapat pertolongan medis. Sementara sebagian besar harta benda milik warga hanyut disapu gelombang tsunami akibat gempa bumi Gempa tektonik dengan kedalaman 20 km pada patahan aktif sebelah utara Pulau Flores ini.

Pantauan Pos Kupang, Sabtu (21/11/2009), ratusan warga Nangahale yang mengalami luka-luka dirawat tim medis di lokasi belakang SMAN 1 Talibura. Di lokasi ini dibangun tiga buah tenda yang terdiri dari dua tenda untuk tim kesehatan, dan satu tenda untuk tempat daur umum (makanan). Pada tenda kesehatan, terlihat petugas medis dari Palang Merah Indonesia (PMI) Kabupaten Sikka cekatan memberikan pertolongan kepada ratusan anak yang mengalami luka-luka dalam musibah ini akibat tertindih bahan bangunan rumah maupun dahan pohon.

Demikian simulasi gempa dan tsunami yang dilakukan Departemen Sosial (Depsos) dan Pusat Studi Bencana Alam Universitas Gajah Mada (PSBA-UGM) Yogyakarta, di Desa Nangahale, Sikka. Kegiatan ini bertujuan memberikan pencerahan bagi masyarakat Nangahale dan sekitarnya bahwa bencana alam gempa dan tsunami tidak dapat ditolak dan bisa terjadi kapan saja.

Untuk itu, sangat penting untuk mengetahui gejala awal gempa dan tsunami agar bisa menekan jatuhnya korban jiwa dalam jumlah besar.


Simulasi gempa dan tsunami didukung PMI Sikka, Taruna Siaga Bencana (Tagana) Cabang Sikka, masyarakat Desa Nangahale, dan tokoh masyarakat.

Acara simulasi ini dihadiri Camat Talibura, Vincent Hulir, Danramil Talibura, Kapten (Inf) Surikan, Kades Nangahale, YL Gobang, anggota Tagana, PMI, masyarakat dan ratusan anak sekolah. (bb)

No comments:

Post a Comment

LAGU INDO-BARAT

1. Bad Man