Friday, May 21, 2010

Tapal Batas Wilayah Matim-Ngada Memanas

BORONG, Pos Kupang.Com--Setelah masalah perbatasan di selatan Kecamatan Elar Manggarai Timur (Matim) dengan Kabupaten Ngada, tepatnya di Wae Bakit, Desa Sangan Kalo, bergejolak akhir April lalu hingga Komisi A DPRD NTT turun ke lokasi, kini masalah tapal batas di pantai utara (Pantura) Matim-Ngada kembali bergolak.

Salah seorang anggota DPRD Matim, Jemain Ustman, S.Ag, kepada Pos Kupang melalui ponselnya dari Pota ke Borong, Minggu (16/05/2010), mengatakan, selama masa reses pada sidang tahun 2010, pihaknya turun ke lokasi memantau perkembangan di wilayah perbatasan itu.

Menurutnya, kondisi di wilayah perbatasan Kampung Marutauk, Kecamatan Riung, kampung di perbatasan Ngada dan Matim memanas. Sejak 13 Mei 2010 lalu ruas jalan propinsi telah diblokir masyarakat Marutauk. Warga menggali tanah memotong jalan sehingga ruas jalan yang menghubungkan dua wilayah itu putus. Akibatnya, hubungan ekonomi masyarakat pantura terputus.

Dari pengamatannya, kata Jemain, masyarakat Pota dan sekitarnya di wilayah Matim siap melakukan tindakan anarkis di wilayah perbatasan ini karena tindakan itu dinilai menghalangi hak hidup orang banyak di wilayah pantura. "Suasana mencekam. Penduduk Marutauk juga sudah siap alat perang. Kalau tidak disikapi pemerintah propinsi dan pemerintah pusat, maka akan terjadi pertumpahan darah di wilayah itu," kata Jemain.

Dia berharap pemerintah segera menyikapi masalah tapal batas ini berdasarkan kesepakatan oleh pendahulu sejak tahun 1918 dan 1973.

"Pemerintah harus segera sikapi karena itu jalur ekonomi. Kalau tidak bersikap, maka masyarakat pasti anarkis. Saya sudah pantau di lapangan bersama Babinsa Golo Lijun serta Danramil Pota. Kondisinya sangat menyekam," kata Jemain.

Siap bom rakitan
Vinsen, salah seorang warga Desa Golo Lijun, Kecamatan Elar, Matim, yang menelepon Pos Kupang dari Elar, Senin (17/05/2010) pagi, mengatakan, situasi di perbatasan di Kampung Marutauk, Desa Sambi Nasi, Kecamatan Riung, Kabupaten Ngada, dan Kampung Bawe, Desa Golo Lijun, Kecamatan Elar, Kabupaten Matim sangat mencekam.
Warga dua kampung siap berperang.

"Semua sudah siapkan senjata tumbuk dan bom rakitan untuk perang. Hari ini kami dengar mereka dari Marutauk, Ngada mau menyerbu Kampung Bawe. Kami siap mati kalau mereka datang. Ruas jalan propinsi sudah diblokir orang di Kampung Marutauk," lapor Vinsen. (gg)

No comments:

Post a Comment

LAGU INDO-BARAT

1. Bad Man