Saturday, October 30, 2010

Dinilai Langgar HAM kasus penembakan penjudi

RUTENG, Timex- Ketua LSM LPPDM Manggarai, Marsel Ahang menilai kasus penembakan warga yang diduga bermain judi di Rana Mbeleling Kecamatan Kota Komba adalah bentuk pelanggaran HAM berat.

Karena itu, Kapolres Manggarai diminta untuk segera memecat oknum anggota polisi Mikael Jaik yang melepaskan tembakan ke arah korban itu.

"Kami minta Kapolres Manggarai segera pecat anggota polisi Mikael Jaik karena apa yang dilakukannya adalah pelaggaran HAM berat," kata Marsel, Jumat (29/10). Sejumlah oknum anggota polisi tersebut yang melakukan penggrebekan tidak mengikuti protap dari atasan sehingga dengan senaknya melepaskan tembakan apalagi sampai memakan korban.

Karena itu, lanjutnya, tidak ada alasan untuk mempertahankan anggota polisi seperti itu. Kapolres juga dinilai gagal memberi pendidikan kepada bawahan. "Kapolres gagal mendidik bawahannya, masa grebek judi sampai tembak di tempat," katanya.

Kapolres Manggarai AKBP Hambali mengatakan, hingga kini tiga orang aggota polisi yang terlibat dalam kasus pengrebekan judi bola guling di Rana Mbeleling Kamis (28/10) masih dalam pemeriksan intens unit P3D Polres Manggarai. Ketiga oknum polisi tersebut adalah Wens Adu, Mikael Jaik dan Otmar Kasesok. Mereka melakukan penggrebekan atas informasi dari masyarakat bahawa di kampung itu ada aktivitas judi.

"Ketiga oknum polisi tersebut sedang diperiksa oleh Unit P3D. Belum ada penahanan tapi masih tunggu perkembangan lebih lanjut," jelas Hambali. Dikatakan Hambali, satu pleton pasukan Dalmas Polres Manggarai juga turun ke Polsek Wae Lengga untuk menjaga keamanan.

Sementara itu korban Yohanes Kain mengaku ditembak saat masih duduk. "Saya masih duduk, tiba-tiba polisi Mikael Jaik datang rangkul dari belakang lalu menodong pistol sambil mengeluarkan tembakan. Saya tidak
sadar lagi setelah ditembak," kata warga Desa Rana Mbeling Kecamatan Kota Komba.

Menurut Yohanes, dirinya tidak melarikan diri saat hendak ditangkap polisi. Malah polisi yang datang dan langsung menembak dan tidak pernah mengeluarkan tembakan peringatan. Lebih lanjut, kata Yohanes yang masih
terkapar di Ruangan Dahlia RSUD Ruteng, dirinya bermain bola guling dengan beberapa rekannya yakni Silvester dan Adi.

Ketiga sudah mengetahui kedatangan polisi sehingga tidak melarikan diri seperti yang disampaikan oknum polisi tersebut. Malah ketiga aggota polisi tersebut setelah melepaskan tembakan langsung kabur dari lokasi.

Saat ini, katanya, kondisinya belum fit. Luka bekas tembakan yang persis di perut bagian kiri dan tembus punggung masih terasa sakit. "Saya belum bisa bangun, luka tembakan masih nyeri dan sakit," katanya.

Direktur RSUD Ruteng Dupe Nababan menjelaskan kondisi korban sudah mulai membaik. Saat ini pihak medis masih melakukan konservasi untuk mengetahui secara persis kondisi korban sehingga bisa diketahui kondisinya untuk operasi lanjutan. (kr2)

3 comments:

  1. melihat pada cerita ini maka oknum polisi yang menembak tidak berbeda dengan teroris.kapolres mesti bertindak tegas terhadap anggota yang bertindak anarkis dan brutal. jangan sampai membenarkan tindakan anggota dengan alasan "terpaksa"...! thanks

    ReplyDelete
  2. Kapolre soalnya mantan pejudi..... supaya tidak ketauan teman judinya ditembak mati....

    ReplyDelete
  3. Makanya klo judi harus siap uang keamanan atau uang suap untuk polisi..... Karna tidak ada uang keamanan, ya ditembak saja to... Susa amat.

    ReplyDelete

LAGU INDO-BARAT

1. Bad Man