Saturday, December 12, 2009

Anak Cacat Dipersulit Masuk PT

RUTENG, POS KUPANG. com -- Perguruan tinggi tertentu di Kabupaten Manggarai masih bersikap diskriminatif, yakni tidak menerima anak cacat sebagai mahasiswa di lembaga itu. Padahal anak cacat memiliki kemampuan intelektual sejajar dengan mahasiswa lainnya.


Hal itu dikeluhkan oleh Kepala Sekolah Luar Biasa (SLB) Karya Murni Ruteng, Elias Dagung, dalam seminar yang digelar Forum Bersama Peduli Penyandang Cacat Manggarai (FBPPM) di aula Ranaka, Jumat (4/12/2009). Seminar itu merupakan kerja sama SLB dengan Dinas Sosial dan Naketrans Manggarai.

Menurut dia, penyang cacat belum mendapat perlakuan yang sama dalam masyarakat. Kondisi ini sebagai akibat lemahnya kesadaran sosial dan penghargaan terhadap para penderita cacat. Padahal penderita cacat memiliki kemampuan yang luar biasa.

Memang dari bentuk fisik, lanjutnya, ada beberapa kekurangan, namun kekurangan itu bukan menjadi hambatan dalam meningkatkan kemampuan intelektual. Dari pengalaman, banyak anak SLB memiliki kecerdasan intelektual yang luar biasa. Namun ironinya ketika masuk ke perguruan tinggi/PT yang ada di Ruteng ada perguruan tinggi tertentu yang tidak mau menerima mereka. Akibatnya mereka merasa terpukul dan sebagian memutuskan untuk merantau ke Jawa dan bekerja sambil kuliah.

"Ada anak tamatan SLB yang saat ini magang di Jepang. Kemampuan dan potensinya luar biasa," katanya.

Pemerintah daerah juga tidak respek terhadap para guru yang mengajar SLB. Padahal tingkat kesulitan mengajar SLB jauh lebih besar. Diharapkan agar pemerintah bisa memperhatikan guru SLB.

"Ya kalau dana tidak ada biar cukup beli pulsa atau bayar ojek," katanya.

Kepala Dinas Sosial dan Naketrans Manggarai, Drs. Yulius Lay, MM, mengatakan, jumlah penderita cacat di Manggarai 3.367 orang tersebar di wilayah Manggarai. Mereka terdiri dari 496 tuna netra, 882 tuna wicara, 887 tuna daksa 1.102 cacat ganda. Terhadap mereka ini pemerintah berusaha memberi bantuan baik materi, finansial, pengadaan lapangan kerja dan sarana prasarana pendidikan.

"Sesuai kemampuan daerah kita beri perhatian yang cukup bagi sesama yang cacat," katanya.

Anggota DPRD Manggarai, Rony Marut, mengatakan, langkah tepat adalah memberdayakan para penderita cacat sebab mereka memiliki kemampuan luar biasa. (lyn)

Penderita cacat di Manggarai:
Tuna netra 496 orang
Tuna Wicara 882 orang
Tuna Daksa 887 orang
Cacat Ganda 1.102 orang
Jumlah : 3.367 orang

1 comment:

  1. Sayang sekali bagi pihak yang belum atau kurang menyadari kehadiran sesamanya yang sederajat dan semartabat. Bersyukurlah bahwa kita memiliki "rupa" yg lengkap. Mereka yang dianugerahi Tuhan dengan "keistimewaan fisik" itu harus kita terima, bukan cuma karena memiliki kemampuan luar biasa, tetapi dari itu, mereka adalah SAYA: manusia yg satau dan sama.

    ReplyDelete

LAGU INDO-BARAT

1. Bad Man